Jabar Hari Ini: Munculnya Linda Usai Pegi Tersangka Kasus Vina Cirebon

 Bandung - Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (28/5/2024). Mulai dari kemunculan Linda, teman Vina yang belakangan ini menjadi sorotan, terungkapnya kronologi pembunuhan yang menimpa Iwan di Kuningan akibat cinta segitiga.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Kemunculan Linda ke Publik di Kasus Vina Cirebon

Tabir kematian Vina dan Muhamad Rizky atau Eky yang menjadi korban pembunuhan kini menemui titik baru. Seorang perempuan bernama Linda, akhirnya muncul ke publik usai selalu dikait-kaitkan dengan kasus di Cirebon 2016 silam tersebut.

Linda akhirnya menampakan diri dengan memenuhi panggilan polisi di Polres Cirebon Kota, Senin (27/5/2024) malam. Ia datang didampingi pengacara keluarga Vina.

Saat memberikan keterangannya kepada media, Linda mengaku tidak mengenali dari seluruh terpidana dan tersangka lainnya yang baru ditangkap yakni Pegi Setiawan alias Perong. Selain itu, ia juga mengaku tidak mengetahui secara pasti kronologis kejadian pada tanggal 27 Agustus 2016 silam.

"Waktu kejadian itu saya nggak ada di TKP, posisi saya aja lagi di rumah," ujarnya.

Jauh sebelum kejadian tersebut, Linda mengaku sudah tidak berkomunikasi dengan Vina. Pasalnya saat itu ia sudah tidak memiliki hubungan dengan kekasihnya yang merupakan teman dari korban Muhamad Rizky atau Eky.

"Saat kejadian saya tidak pernah berkomunikasi dengan Vina, sudah lama tidak berkomunikasi sudah lebih dari 6 bulan sebelum kejadian. Karena saya juga sudah putus dengan anak XTC itu (teman Muhamad Rizky atau Eky)," terangnya.

Ia mempertegas, hubungan dia dengan Vina hanya berteman biasa tidak sedekat seperti yang digambarkan dalam film. Ia pun berharap kasus ini cepat selesai dan segera terungkap agar tidak menimbulkan informasi yang dapat merugikannya selama ini.

"Pengen cepet selesai aja dan kasusnya terungkap, jangan kaya gini kasian banyak yang jadi sasaran bulliyan dari netizen termasuk saya," tuturnya.

Kemudian, Linda juga memberikan penjelasan mengenai keberadaannya yang selama ini menjadi sorotan. Ia menegaskan, dia tak bersembunyi dan menunggu waktu yang tepat untuk muncul ke publik.

"Saya pastikan selama ini saya nggak bersembunyi, cuma saya tunggu waktu yang tepat aja," ujarnya.

Tidak hanya itu saja, ia juga menegaskan kemunculan dirinya ke publik sebagai bentuk klarifikasi menanggapi peristiwa ini. Terlebih lagi, warganet dinilainya sudah melakukan bullying terhadapnya.

"Saya selama ini udah jadi korban bullying dari netizen," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu juga, Linda membenarkan usai beberapa waktu pasca kejadian kematian Vina dan Muhammad Rizky dan Eky mengalami kerasukan. Ia juga mengaku sudah sering kali mengalami kerasukan sejak sedari kecil. Kemudian ia menganggap hal itu menjadi hal yang biasanya bagi dirinya.

"Saya bilang ini kelebihan dan merasa tidak dirugikan juga, memang sering kesurupan karena dari kecil sudah sering dimasuki makhluk gaib," bebernya.

Ia juga membenarkan, saat kerasukan pada 2016 silam kakak dan ayah dari Vina datang secara langsung ke kediamannya. "Iya benar kakaknya Vina datang ke rumah saya, karena kakaknya Vina kenal sama paman saya yang waktu itu langsung kasih kabar ke kakaknya terus datang ke rumah saya," pungkasnya.

Polisi Gagalkan Peredaran Sabu 24 Kg Jaringan Cina ke Jabar
Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jawa Barat (Jabar) menggagalkan upaya peredaran sabu seberat 24 kilogram. Lima orang pengedarnya ikut diamankan dalam operasi penangkapan tersebut.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, lima pengedar sabu dari jaringan Aceh itu ditangkap di beberapa wilayah di Indonesia. Kelimanya adalah H, M, MN, UZ dan AA.

"Modus operandinya yaitu membeli, menjual dan menjadi perantara narkotika jenis sabu untuk diedarkan di wilayah Jawa Barat," katanya saat rilis ungkap kasus di Mapolda Jabar, Selasa (28/5/2024).

Operasi penangkapan ini bermula saat polisi menciduk H di Sukabumi pada 7 Mei 2024. Di hari yang sama, petugas ikut menangkap M di wilayah Jakarta Selatan. "Dari tangan H didapatkan barang bukti 20,8 kilogram sabu dan dari tersangka M sebanyak 3,3 kilogram sabu," ucapnya.

Begitu diinterogasi, keterangan keduanya mengarahkan polisi kepada tersangka MN. Keesokan harinya, tepatnya pada 8 Mei 2024, MN diciduk langsung Dirresnarkoba Polda Kombes Johannes R Manalu saat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Tak bisa mengelak, MN lalu menyebut keterlibatan tersangka berinisial UZ dan AA. UZ lalu diciduk pada 9 Mei 2024 di Katapang, Bandung, sementara AA di Bireun, Aceh pada 10 Mei 2024.

"Narkotika jenis sabu ini akan diedarkan melalui jalur darat di wilayah Jawa Barat. Tersangka mendapatkan narkotika tersebut dari Aceh, sementara produksinya di negara Cina," ucap Johannes R Manalu.

Dari hasil interogasi, mereka mengaku sudah menjalankan bisnis haramnya sekitar 4 bulan. Polisi kini masih memburu bandar yang ditengarai mengendalikan peredaran sabu tersebut.

"Otak pelaku dari pengungkapan kasus ini adalah tersangka berinisial AA. Tapi, penyidikan ini masih berjalan untuk mencari sumber dari mana sabu tersebut didapatkan," tegasnya.

Kelimanya pun kini sudah dijebloskan ke penjara. Mereka terancam dijerat Pasal 114, Pasal 112 Jo Pasal 132 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman pidana mati.

Ada yang Tak Wajar dari kematian Wanita Tergantung di Tasik
Seorang ibu rumah tangga warga Kampung Bayngbong, Desa Taraju, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tewas. Wanita 45 tahun berinisial E itu ditemukan meninggal tergantung di pojok kamar tidur rumahnya pada Senin (27/5/2024).

Kematianya dianggap janggal karena di tubuh korban ditemukan sejumlah luka dan lebam. Lebam di antaranya pada bagian wajah dan sekitar mata, sedangkan luka ditemukan pada leher dan tangan.

Polisi pun melakukan olah TKP untuk mengungkap kejanggalan kematian E. Sebab, meski ditemukan tergantung, tapi kondisi tubuhnya dinilai ada yang tak wajar.

"Kami hari ini Selasa, lakukan olah tkp untuk ungkap penyebab kematianya korban. Karena ada temuan luka secara kasat mata walau memang tergantung," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ridwan Budiarta kepada detikjabar, Selasa (28/5/24).

Jasad korban akan menjalani otopsi di RSUD SMC untuk pastikan penyebab kematianya. Kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara dilokasi. Sejumlah saksi termasuk

Korban pertama kali ditemukan oleh ibu kandungnya, tergantung di pojok kamar tidur rumahnya. Saat itu bagian leher terjerat oleh selendang atau orang Sunda menyebutnya pangais atau kain samping. Pada bagian wajah dan tangan korban terdapat luka dan mengeluarkan darah.

"Kita autopsi Kamis (30/5/24), biar pastikan apa penyebab kematianya. Kita juga lakukan olah TKP periksa saksi saksi," kata Ridwan.

Korban diketahui merupakan ibu rumah tangga beranak dua. Ia memiliki suami, namun tengah bekerja di Tangerang. "Ada punya suami lagi kerja," kata Ridwan.

Pria Garut Ngaku Tak Tidur Selama 4 Tahun
Seorang warga Garut, bernama Solihin, mengaku tidak tidur selama bertahun-tahun. Dia mengaku sudah tak bisa tidur selama 4 tahun lamanya.

"Iya memang enggak tidur. Melek saja. Siang-malam ya tidak tidur," ucap Solihin saat diwawancarai wartawan di rumahnya, Selasa (28/5/2024).

Solihin merupakan seorang pria berumur 51 tahun asal Kampung Cijeler Kidul, Desa/Kecamatan Leuwigoong, Garut. Di balik gubuknya itu, Solihin merasakan lara.

Diceritakannya, Solihin mengaku tidak bisa tidur sejak tahun 2020 silam. Kejadiannya bermula ketika dia mengeluh sakit di bagian telinga.

"Awalnya sakit di telinga, ada suara mendengung sampai sekarang," katanya.

Rasa sakit dan dengung di telinga itu, yang menjadi sebab Solihin gelisah, hingga akhirnya tidak bisa tertidur. Solihin mengaku, setiap hari, dirinya diserang rasa kantuk. Namun tetap, tidak bisa tidur.

"Kalau terbaring bisa, cuman kalau tidur tidak bisa nyenyak. Tidak bisa seperti orang lain," katanya.

Upaya pengobatan, katanya, terus dilakukan. Namun, tidak pernah membuahkan hasil. Solihin mengaku pasrah dengan keadaannya. Di sisi lain, dia juga mengaku ingin segera sembuh dari penyakitnya itu.

"Sempat diberi obat tidur oleh dokter. Tapi ya tetap saja, tidak bisa tidur. Enggak cocok," pungkas Solihin.

Kronologi Tragedi Cinta Segitiga: Iwan Kalah Duel, Dihabisi di Ranjang
Kasus tewasnya Iwan (42) warga Desa Bakom, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, yang menghebohkan ternyata dilatarbelakangi permasalahan yang cukup rumit. Iwan yang seorang pengangguran harus meregang nyawa di tangan selingkuhan istrinya yang selama ini dikenalnya sebagai teman karib semasa kecil dulu.

Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP I Putu Ika Prabawa mengungkapkan, berdasarkan keterangan tersangka istri korban berinisial AY (38), perselingkuhannya dengan tersangka AN (43) sudah berlangsung sekitar setahun. Rupanya, penampilan lelaki berbadan penuh tato hingga ke wajah tersebut membuat AY jatuh hati dan tega menduakan cinta suaminya Iwan.

"Jadi korban dan tersangka AN ini sudah saling kenal bahkan teman semasa kecil. Sekitar setahun yang lalu pelaku ini pernah membantu rehab rumah korban sebagai kuli. Saat rehab rumah inilah pelaku mengenal istri korban hingga terjadi komunikasi yang intens hingga berlanjut ke arah perselingkuhan," ungkap Putu.

Sampai akhirnya Iwan yang mendengar kabar main serong sang istri dengan teman kecilnya tersebut langsung naik pitam dan melabrak istrinya di rumah hingga berbuntut pemukulan. Tak puas sampai disitu, Iwan kemudian mendatangi AN di rumahnya di Desa/Kecamatan Haurkuning untuk menanyakan kebenaran kabar perselingkuhan tersebut.

"Di sana terjadi perkelahian antara korban dengan pelaku AN, yang berakhir korban kalah. Mungkin karena lelah dan sakit setelah kalah berkelahi, kemudian korban pulang lalu tidur. Seharian itu korban hanya tiduran, sempat bangun hanya untuk makan dan buang air kecil kemudian tidur lagi," ujar Putu.

Hingga akhirnya malam nahas itu pun tiba. Pada hari Kamis tengah malam, AN bersama dua temannya yang berinisial DS (32) dan DJ (29) datang ke rumah Iwan. Istri Iwan, AY, mempersilakan ketiganya masuk dan langsung berbagi peran untuk menghabisi Iwan yang tengah tertidur pulas.

"Eksekusi dilakukan pada Jumat dini hari. Pelaku AN bertugas sebagai eksekutor, sedangkan dua pelaku lainnya mengawasi. AN menghabisi nyawa korban dengan menghantamkan batu ke kepala korban yang tengah tertidur pulas. Korban sempat mengucap "aduh" sekali , namun langsung dibalas pukulan bertubi-tubi sampai akhirnya korban tewas di tempat," ujar Putu.

Selanjutnya keempat pelaku pun mengatur siasat dan mengarang cerita untuk mengelabui para tetangga tentang kematian Iwan. Berbagai cara dilakukan agar perbuatan keji mereka bisa tersamarkan, seperti menyimpan barang bukti seperti sprei dan bantal yang berlumuran darah, membuang batu yang digunakan pelaku AN untuk menghabisi Iwan termasuk ceceran darah yang jatuh ke lantai dan menempel di beberapa bagian tubuh korban.

"Kami menemukan barang bukti sprei, bantal dan selimut yang berlumuran darah korban yang disembunyikan oleh pelaku di dalam gudang. Juga ditemukan beberapa cotton bud atau korek kuping dan mangkuk kecil yang digunakan istri korban untuk membersihkan darah yang ada di sela-sela kukunya. Ini cara pelaku untuk mengelabui para tetangga seolah-olah korban ini tewas karena kecelakaan lalu lintas," ungkap Putu.

Setelah semua dirasa cukup, giliran istri korban yang menjalankan skenario yang sudah disusun. Yaitu berpura-pura sedih karena sang suami mengalami kecelakaan lalu lintas dan jenazahnya terkapar di halaman depan rumahnya.

"Saat mengabarkan berita itu ke para tetangga, posisi korban sudah ada di dalam rumah. Dia melaporkan ke tetangganya kalau suaminya mengalami kecelakaan lalu lintas lalu diantarkan oleh seseorang yang meletakkannya begitu saja di halaman rumah pada Jumat pagi sekitar pukul 03.00 WIB," lanjut Putu.

Sampai akhirnya, kabar kematian Iwan yang tak lazim ini pun beredar luas dan sampai ke perangkat Desa Bakom. Kehebohan ini pun kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian yang segera datang ke lokasi dan melakukan olah TKP.

"Dari hasil olah TKP ini kami langsung menemukan sejumlah kejanggalan. Mulai dari kondisi luka yang tak wajar, hanya ada di bagian kepala dan tak ada luka gores layaknya korban kecelakaan lalu lintas hingga keterangan istri korban yang tidak selaras dengan keterangan saksi lain. Ditambah hasil autopsi yang memastikan luka korban disebabkan oleh hantaman benda tumpul, menjadikan kami berkesimpulan korban tewas karena dibunuh," tegas Putu.

Sampai akhirnya hasil interogasi memastikan istri korban yang berinisial YA adalah otak pembunuhan tersebut dengan melibatkan tiga orang lain yakni selingkuhannya dan dua orang lain yang masih tetangganya. "Hari itu juga kami menangkap tiga pelaku yakni istri korban YA dan dua tetangganya DS dan DJ, sedangkan sang eksekutor sempat kabur dan berhasil kami tangkap pada hari Minggu kemarin di Karawang," ujar Putu.

Keempat tersangka kini sudah ditahan di sel Mapolres Kuningan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Para pelaku pun dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup.



sumber : detik.com

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membuat Blog Gratis di Blogger dan Wordpress

Ini Kenangan Wakil Wali Kota Depok tentang Almarhumah T. Farida Rachmayanti

Lawan Tanzania, Indonesia bermain Imbang 0-0